Kamis, 11 Desember 2008

Kisah 3 Pohon

Alkisah, ada tiga pohon di dalam hutan. Suatu hari, ketiganya saling menceritakan mengenai harapan dan impian mereka.

Pohon pertama berkata, "Kelak aku ingin menjadi peti harta karun. Aku akan diisi dengan emas, perak dan berbagai batu permata dan semua orang akan mengagumi keindahannya."

Kemudian pohon kedua berkata, suatu hari kelak aku akan menjadi kapal yang besar. Aku akan mengangkut raja-raja dan berlayar ke ujung dunia. Aku akan menjadi kapal yang kuat dan setiap orang merasa aman berada dekat denganku.

Akhirnya pohon ke tiga berkata, Aku ingin tumbuh menjadi pohon yang tertinggi di hutan di puncak bukit. Orang-orang akan memandangku dan berpikir betapa aku begitu dekat untuk menggapai surga dan Tuhan. Aku akan menjadi pohon terbesar sepanjang masa dan orang akan mengingatku.

Setelah beberapa tahun berdoa agar impian terkabul,sekelompok penebang pohon datang dan menebang ketiga pohon itu.

Pohon pertama dibawa ke tukang kayu. Ia sangat senang sebab ia tahu bahwa ia akan dibuat menjadi peti harta karun. Tetapi doanya tidak menjadi kenyataan karena tukang kayu membuatnya menjadi kotak tempat menaruh makan ternak. Ia hanya diletakkan di kandang dan diisi jerami.

Pohon ke dua dibawa ke galangan kapal. Ia berpikir bahwa doanya menjadi kenyataan. Tetapi ia dipotong-potong dan dibuat menjadi sebuah perahu nelayan kecil. Impiannya untuk menjadi kapal besar untuk mengangkut raja-raja telah berakhir.

Pohon ketiga dipotong menjadi potongan-potongan kayu besar dan dibiarkan terong gok dengan gelap. Tahun demi tahun berlalu, dan ketiga pohon itu telah melupakan impiannya.

Kemudian suatu hari, sepasang suami-istri tiba dikandang. Sang istri melahirkan dan meletakkan bayinya di atas tumpukan jerami di kotak makanan ternak yang dibuat dari pohon pertama. Orang-orang datang menyembah bayi itu. Akhirnya pohon pertama sadar bahwa didalamnya diletakkan harta terbesar sepanjang masa.

Bertahun-tahun kemudian, sekolompok laki-laki naik ke atas perahu nelayan yang dibuat dari pohon ke dua. Ditengah danau, badai besar datang dan pohon kedua berpikir bahwa ia tidak cukup kuat untuk melindungi orang-orang didalamnya. Tetapi salah seorang laki-laki itu berdiri dan berkata "DIAM!" Tenanglah! dan badaipun berhenti. Ketika itu, tahulah bahwa ia telah mengangkut Raja diatas segala raja.

Akhirnya, seorang datang dan mengambil pohon ke tiga. Ia dipikul sepanjang jalan sementara orang-orang mengejek lelaki yang memikulnya. Laki-laki ini kemudian dipakukan di kayu ini dan mati di puncak bukit. Akhirnya pohon ketiga sadar bahwa ia demikian dekat dengan Tuhan, karena Yesus yang disalibkan padanya.

KETIKA KEADAAAN TIDAK SEPERTI YANG ENGKAU INGINKAN, KETAHUILAH TUHAN MEMILIKI RENCANA UNTUKMU. JIKA ENGKAU PERCAYA PADA-NYA, IA AKAN MEMBERIMU BERKAT-BERKAT BESAR. KETIGA POHON MENDAPATKAN APA YANG MEREKA INGINKAN. TETAPI TIDAK DENGAN CARA SEPERTI YANG MEREKA BAYANGKAN. KITA TIDAK SELALU TAHU APA RENCANA TUHAN BAGI KITA. KITA HANYA TAHU BAHWA JALANNYA BUKANLAH JALAN KITA, TETAPI JALANNYA ADALAH YANG TERBAIK.

Perangkap Tikus

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikur memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"
Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah perangkap tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak, " Ada perangkap tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."
Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkap tikus"Sang ayam berkata, "Tuan tikus..., aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku."
Sang tikus lalu pergi menemui seekor kambing sambil berteriak.Sang kambing pun berkata "Aku turut ber simpati..., tapi tidak ada yang bisa aku lakukan."
Tikus lalu menemui sapi. Ia mendapat jawaban sama. "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali."
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu ular. Sang ular berkata, "Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku."
Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah, mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi, menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan.
Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam. Ia lalu minta dibuatkan sop cakar ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop cakar ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam). Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cakarnya.
Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.
Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman.
Sehingga sang petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.Dari kejauhan...Sang tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat perangkap tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

Jumat, 05 Desember 2008

Menghargai orang lain

Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut.
Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan.
Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.
Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima kasih seka li lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin."
Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata disudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor. Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja,ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut.

Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu.

Pembaca Yang Budiman,Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.

Kamis, 04 Desember 2008

Pernah ada seorang tua yang hidup di desa kecil. Meskipun ia miskin, semua orang cemburu kepadanya karena ia memiliki kuda putih cantik. Bahkan raja menginginkan hartanya itu. Kuda seperti itu belumpernah di lihat - begitu megah, agung dan kuat.

Orang-orang menawarkan harga amat tinggi untuk kuda jantan itu, tetapi orang tua itu selalu menolak. " Kuda ini bukan kuda bagi saya. Ia adalah seperti seseorang. Bagaimana kita dapat menjual seseorang ? Ia adalah sahabat bukan milik. Bagaimana kita dapat menjual seorang sahabat ? "


Orang tua itu miskin dan godaan besar. Tetapi ia tidak menjual kuda itu.


Suatu pagi ia menemukan bahwa kuda itu tidak ada di kandangnya. Seluruh desa datang menemuinya. " Orang tua bodoh " mereka mengejekdia. Sudah kami katakan bahwa seseorang akan mencuri kudamu. Kami peringatkanmu bahwa kamu akan di rampok. Anda begitu miskin. Mana mungkin anda dapat melindungi binatangyang begitu berharga ? Seharusnya anda sudah menjualnya. Anda boleh minta harga berapa saja. Harga setinggi apapun akan dibayar. Sekarang kuda itu hilang dan anda dikutuk oleh kemalangan.Orang tua itu menjawab, " Jangan bicara terlalu cepat. Katakan sajabahwa kuda itu tidak berada di kandangnya. Itu saja yang kita tahu,selebihnya adalah penilaian. Apakah saya di kutuk atau tidak, bagaimana Andadapat ketahui itu ? Bagaimana Anda dapat menghakimi ? "Orang-orang protes, " Jangan menggambarkan kami sebagai orang bodoh! Mungkin kami bukan ahli filsafat, tetapi filsafat hebat tidak diperlukan. Fakta sederhana bahwa kudamu hilang adalah kutukan".Orang tua itu berbicara lagi. " Yang saya tahu hanyalah bahwa kandang itu kosong dan kuda itupergi. Selebihnya saya tidak tahu. Apakah itu kutukan atau berkat, sayatidak dapat katakan. Yang dapat kita lihat hanyalah sepotong saja. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi nanti ? ".Orang-orang desa tertawa. Menurut mereka orang itu gila. Mereka memang selalu menganggap dia orang tolol. Kalau tidak, tentu ia akan menjual kuda itu dan hidup dari uangyang diterimanya. Sebaliknya, ia hanya seorang tukang potong kayumiskin, orang tua yang memotong kayu bakar dan menariknya keluar hutan lalumenjualnya. Uang yang ia terima hanya cukup untuk membeli makanan, tidak lebih. Hidupnya sengsara sekali. Sekarang ia sudah membuktikan bahwa ia betul-betul tolol.Sesudah lima belas hari, kuda itu kembali. Ia tidak di curi, ia lari ke dalam hutan. Ia tidak hanya kembali, ia juga membawa sekitar selusin kuda liar bersamanya. Sekali lagi penduduk desa berkumpul mengelilingi tukang potong kayu itu dan mengatakan, " Orang tua, kamu benar dan kami salah. Yang kami anggap kutukan sebenarnya berkat, maafkan kami ". Jawab orang itu, " Sekali lagi kalian bertindak gegabah. Katakansaja bahwa kuda itu sudah kembali. Katakan saja bahwa selusin kudadatang bersama dia, tetapi jangan menilai. Bagaimana kalian tahu bahwaini adalah berkat ? Anda hanya melihat sepotong saja dan belum mengetahui seluruhcerita, bagaimana anda dapat menilai ? Kalian hanya membaca satu halaman dari sebuah buku, dapatkah kalian menilai seluruh buku ? Kalian hanya membaca satu kata dari sebuah ungkapan, apakah kalian dapat mengerti seluruh ungkapan ?Hidup ini begitu luas, namun Anda menilai seluruh hidup berdasarkan satu halaman atau satu kata. Yang anda tahu hanyalah sepotong ! Jangan katakan itu adalah berkat. Tidak ada yang tahu. Saya sudah puas dengan apa yang saya tahu. Saya tidak terganggu karena apa yang saya tidak tahu "." Barangkali orang tua itu benar ", mereka berkata satu kepada yang lain. Jadi mereka tidak banyak berkata-kata. Tetapi di dalam hati mereka tahu ia salah. Mereka tahu itu adalah berkat. Dua belas kuda liar pulang bersama satu kuda. Dengan kerja sedikit, binatang itu dapat dijinakkan dan dilatih, kemudian dijual untuk mendapatkan banyak uang.Orang tua itu mempunyai seorang anak laki-laki. Anak muda itu mulai menjinakkan kuda-kuda liar itu. Setelah beberapa hari, ia terjatuh dari salah satu kuda dan keduakakinya patah. Sekali lagi orang desa berkumpul disekitar orang tua itu dan menilai." Kamu benar ", kata mereka. Kamu sudah buktikan bahwa kamu benar. Selusin kuda itu bukan berkat. Mereka adalah kutukan. Satu-satunya puteramu patah kedua kakinya dan sekarang dalam usia tuamu kamu tidak ada siapa-siapa untuk membantumu. Sekarang kamu lebih miskin lagi.Orang tua itu berbicara lagi. " Ya, kalian kesetanan dengan pikiran untuk menilai dan menghakimi. Jangan keterlaluan. Katakan saja bahwa anak saya patah kaki. Siapa tahu itu berkat atau kutukan ? Tidak ada yang tahu. Kita hanya mempunyai sepotong cerita. Hidup ini datangsepotong-sepotong ".Maka terjadilah 2 minggu kemudian negeri itu berperang dengan negeri tetangga. Semua anak muda di desa itu diminta untuk menjadi tentara. Hanya anak si orang tua tidak diminta karena kakinya patah. Sekali lagi orang berkumpul disekitar orang tua itu sambil menangis dan berteriak, karena anak-anak mereka sudah dipanggil untuk bertempur. Sedikit sekali kemungkinan mereka akan kembali. Musuh sangat kuat dan perang itu pasti akan dimenangkan oleh musuh. Mereka tidak akan melihat anak-anak mereka kembali." Kamu benar, orang tua ", mereka menangis. " Tuhan tahu kamu benar. Ini membuktikannya. Kecelakaan anakmu merupakan berkat. Kakinya patah, tetapi paling tidak ia ada bersamamu. Anak-anak kami pergi untuk selama-lamanya". Orang tua itu berbicara lagi, " Tidak mungkin untuk berbicara dengan kalian. Kalian selalu menarik kesimpulan ". Tidak ada yang tahu. Katakan hanya ini : Anak-anak kalian harus pergi berperang, dan anak saya tidak. Tidak ada yang tahu apakah itu berkat atau kutukan. Tidak ada yang cukup bijaksana untuk mengetahui. Hanya Allah yang tahu.Orang tua itu benar. Kalau hanya tahu sepotong dari seluruh kejadian, jangan terlalu cepat menarik kesimpulan, apalagi menuduh, simpanlah dulu penilaian, sampai mengetahui seluruh cerita. Entah dari mana si tukang kayu belajar menjaga kesabarannya. Mungkin dari tukang kayu lain di Galelia. Sebab tukang kayu itulah yang paling baik mengungkapkannya

Konggres Setan

Suatu ketika para setan berkumpul mengadakan kongres setan sedunia. Pada pidato pembukaannya, sang pemimpin berkata:"Kita gak mungkin menjauhkan umat kristiani dari gereja. Kita tidak bisa mencegah mereka membaca Alkitab dan mengetahui kebenarannya. Kita bahkan tidak bisa mencegah mereka berhubungan dengan Sang Penyelamat. Sekali mereka memperoleh kontak dengan Jesus, maka kekuasaan kita akan hancur.""Biarkan saja mereka ke gereja. Begitu mereka selesai makan malam, curilah waktunya, sehingga mereka tidak punya waktu untuk membangun hubungan dengan Jesus kristus.""Inilah yang harus kalian lakukan," kata setan. " Jauhkan mereka dari Sang Penyelamat, dan konsentrasilah ke jaringan-jaringan vital yang mengatur hidup mereka sepanjang hari."

"Apa yang harus kami lakukan?" teriak setan-setan yang hadir. "Buat mereka sibuk untuk hal-hal yang sepele dalam hidup mereka dan dapat mempengaruhi jalan pikiran mereka," jawab sang pemimpin. "perbanyak waktu luang mereka dan sibukkan. Usahakan ibu-ibu rumah tangga bekerja lebih lama dan suaminya bekerja 6-7 hari seminggu, 10-12 jam sehari, sehingga mereka tidak sempat bersosialisasi. Buat mereka tidak punya waktu luang buat anak. Begitu keluarga mereka terpecah, maka kesibukan menjadi tempat pelarian.""Arahkan jalan pikiran mereka sehingga tidak mendengar hati nurani lagi. Usahakan mereka memutar kaset atau mendengarkan radio pada saat mengemudi. Jaga agar TV, VCD Player, CD dan komputer tetap diputar terus menerus di rumah mereka, dan usahakan tidak terdengar lagu-lagu rohani di setiap toko maupun restoran yang ada didunia. Ini akan mempengaruhi pikiran mereka dan memutuskan hubungan dengan Kristus.""Isi ruang tamu mereka dengan majalah dan suratkabar. Penuhi pikiran mereka dengan berita selama 24 jam. Pasang billboard/iklan disepanjang jalan agar terbaca pada saat berkendaraan. Banjiri kotak suratnya dengan katalog barang, promosi barang, undian dan segala macam penawaran barang gratisan dengan janji-janji palsu.""Percantik semua model yang muncul di majalah majalah dan TV, sehingga para suami merasa kecantikan lahiriah lebih penting, dan merasa kecewa dengan penampilan istri sendiri.""Buat para istri kelelahan sehingga tiada waktu bercinta dengan suami di malam hari. Bikin mereka sakit kepala juga. Jika mereka tidak bisa memberikan kasih sayang kepada suami seperti layaknya, maka mereka akan berpaling ke orang lain alias selingkuh. Ini akan mempercepat keluarga tersebut berantakan.""Berikan mereka Sinterklas agar para orang tua tidak sempat menerangkan arti natal kepada anak-anaknya. Berikan mereka telur Paskah sehingga mereka tidak pernah berbicara tentang arti penebusan dan kuasa atas dosa dan kematian. Bahkan saat rekreasi, biarkan mereka bertingkah berlebihan. Begitu mereka pulang dari rekreasi, badan mereka akan kecapaian. Usahakan mereka tetap sibuk dan jangan biarkan mereka pergi ke alam bebas yang bisa membuat mereka kagum atas ciptaan Tuhan. Kirim mereka ke taman bermain , tempat berolahraga, mal , konser musik dan bioskop tentunya."Pokoknya bikin mereka sibuk, sibuk, sibuk !""Jika mereka menghadiri kebaktian atau persekutuan doa, libatkan mereka dalam gossip dan basa basi sehingga mereka tidak sadar ada dimana saat itu. Kacaukan hidupkan mereka dengan harta benda yang menyebabkan mereka tidak punya waktu untuk mencari kekuatan dari Jesus. Ini akan membuat mereka bekerja dengan kekuatan sendiri, mengorbankan kesehatan mereka dan keluarga hanya untuk harta benda atau materi.""Ini pasti berhasil !""Ini pasti berhasil"Ini adalah sebuah rencana sederhana. Setan-setan nampaknya telah melaksanakan tugas mereka karena banyak umat kristiani didunia ini terlihat begitu sibuk kesana kemari. Hanya mempunyai sedikit waktu buat Tuhan dan keluarga. Tidak punya waktu untuk menceritakan ke orang lain tentang kuasa Tuhan yang telah mengubah hidup mereka. Apakah setan telah sukses dengan rencananya?Anda nilai sendiri !Apakah BUSY (sibuk) berarti : B-eingU-nderS-atan'sY-oke?

Who am I ?

Luar biasa!!! Pernahkan Anda membayangkannyaPada waktu benda-benda angkasa ini diperbandingkan
kita menjadi sadar betapa kecilnya bumi dan kita para penghuninya
Jagad raya yang sangat besar.
Dalam skala ini bumi kita tidak kelihatan lagi
Di sini matahari hanya sebesar debu!
Antares adalah bintang ke 15 yang paling terang di angkasa. Jaraknya lebih dari 1000 tahun cahaya dari bumi.
Lalu . . . siapakah kita?
Apakah tujuan hidup kita?
Apa yang membuat hidup kita, manusia, berharga?
Masihkah kita bisa menepuk dada & berkata "inilah aku!"...??





The Willingness to Change

The Willingness to Change
(The Cryps of Westminster Abbey)

When I was young and free
and my imagination has no limits,
I dreamed of changing the world.
As I grew older and wiser,
I discovered the world not change
so, I shortened my sights somewhat
and decided to change only my country
but it too seemed immovable.
As I grew into my twilight years
in one last desperate attempt
I settled for changing only my family.
Those closest to me, but all as
they would have none of it.
And now as I lay on my deathbed
I suddenly realize
if I had only changed myself first
then by example I might have changed my family,
from their inspiration and encouragement,
I would then have been able to better my country,
And who knows, I may have even change the world.

Rabu, 03 Desember 2008

Cara pandang terhadap beban

Bukan berat Beban yang membuat kita Stress, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut.
Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda kirasegelas air ini?"
Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.
"Ini bukanlah masalahberat absolutnya,tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey. "Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya.
Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat.
"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey. "Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi".Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampumembawanya lagi.
Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan bebanpekerjaan. Jangan bawapulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi. Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya...!!
Halterindah dan terbaikdi dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.
Start the day with smile and have a good day........

Kisah arloji yang hilang

Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu. Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan. Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut.
Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.
"Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ?", tanya si tukang kayu.
"Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada", jawab anak itu.
Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam 'kesibukan dan kegaduhan'. Ada baiknya kita menenangkan diri kita terlebih dahulu sebelum mulai melangkah menghadapi setiap permasalahan. "Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin." (Pengkhotbah 4:6). "

Kisah kepiting

Beberapa tahun yang lalu, kalau tidak salah tahun 2000, saya berkunjung ke kota Pontianak, teman saya disana mengajak saya memancing Kepiting.
Bagaimana cara memancing Kepiting?Kami menggunakan sebatang bambu, mengikatkan tali ke batang bambu itu, diujung lain tali itu kami mengikatsebuah batu kecil.
Lalu kami mengayun bambu agar batu di ujung tali terayun menuju Kepiting yang kami incar, kami mengganggu Kepiting itu dengan batu, menyentak dan menyentak agar Kepiting marah, dan kalau itu berhasil maka Kepiting ituakan 'menggigit' tali atau batu itu dengan geram, capitnya akan mencengkeram batu atau tali dengan kuat sehingga kami leluasa mengangkat bambu dengan ujung tali berisi seekor Kepiting gemuk yang sedang marah.
Kami tinggal mengayun perlahan bambu agar ujung talinya menuju sebuah wajan besar yang sudah kami isi dengan air mendidih karena di bawah wajan itu ada sebuah kompor dengan api yang sedang menyala.
Kami celupkan Kepiting yang sedang murka itu ke dalam wajan tersebut, seketika Kepiting melepaskan gigitandan tubuhnya menjadi merah, tak lama kemudian kami bisa menikmati Kepiting Rebus yang sangat lezat.
Kepiting itu menjadi korban santapan kami karena kemarahannya, karena kegeramannya atas gangguan yangkami lakukan melalui sebatang bambu, seutas tali dan sebuah batu kecil.
Kita sering sekali melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan, menghadapi masalah, kehilangan peluang,kehilangan jabatan, bahkan kehilangan segalanya karena MARAH .
Jadi kalau anda menghadapi gangguan, baik itu batu kecil atau batu besar, hadapilah dengan bijak, redam kemarahan sebisa mungkin, lakukan penundaan dua tiga detik dengan menarik napas panjang, kalau perlu pergilah ke kamar kecil, cuci muka atau basuhlah tangan dengan air dingin, agar murka anda mereda dan anda terlepas dari ancaman wajan panas yang bisa menghancurkan masa depan anda.
Nothing Great in the World has ever been accomplished without PASSION

Empati

Sumber : Milis Manager Indonesia
By: Andy F Noya

Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji di kawasan Bintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas. Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas karena lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap melayani. Padahal, jika mau, bisa saja mereka menolak.

Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yang menghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pula yang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.

Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari.Selama ini hal tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika menemani anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak terlalu hirau akan keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada. Mereka ada jika saya membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya terlalu asyik menyantap makanan.

Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak terlihat. Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan sisa-sisa makanan di atas meja. Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja. Tetapi, mungkin karena malam itu mata hati saya yang melihat, pemandangan tersebut menjadi istimewa.

Melihat tumpukan sisa makan di atas salah satu meja yang sedang dibersihkan, saya bertanya-tanya dalam hati: siapa sebenarnya yang baru saja bersantap di meja itu? Kalau dilihat dari sisa-sisa makanan yang berserakan, tampaknya rombongan yang cukup besar. Tetapi yang menarik perhatian saya adalah bagaimana rombongan itu meninggalkan sampah bekas makanan.

Sungguh pemandangan yang menjijikan. Tulang-tulang ayam berserakan di atas meja. Padahal ada kotak-kotak karton yang bisa dijadikan tempat sampah. Nasi di sana-sini. Belum lagi di bawah kolong meja juga kotor oleh tumpahan remah-remah. Mungkin rombongan itu membawa anak-anak.

Meja tersebut bagaikan ladang pembantaian. Tulang belulang berserakan. Saya tidak habis pikir bagaimana mereka begitu tega meninggalkan sampah berserakan seperti itu. Tak terpikir oleh mereka betapa sisa-sisa makanan yang menjijikan itu harus dibersihkan oleh seseorang, walau dia seorang pelayan sekalipun.

Sejak malam itu saya mengambil keputusan untuk membuang sendiri sisa makanan jika bersantap di restoran semacam itu. Saya juga meminta anak-anak melakukan hal yang sama. Awalnya tidak mudah. Sebelum ini saya juga pernah melakukannya. Tetapi perbuatan saya itu justru menjadi bahan tertawaan teman-teman. Saya dibilang sok kebarat-baratan. Sok menunjukkan pernah ke luar negeri. Sebab di banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, sudah jamak pelanggan membuang sendiri sisa makanan ke tong sampah. Pelayan terbatas karena tenaga kerja mahal.

Sebenarnya tidak terlalu sulit membersihkan sisa-sisa makanan kita. Tinggal meringkas lalu membuangnya di tempat sampah. Cuma butuh beberapa menit. Sebuah perbuatan kecil. Tetapi jika semua orang melakukannya, artinya akan besar sekali bagi para pelayan restoran.
Saya pernah membaca sebuah buku tentang perbuatan kecil yang punya arti besar. Termasuk kisah seorang bapak yang mengajak anaknya untuk membersihkan sampah di sebuah tanah kosong di kompleks rumah mereka. Karena setiap hari warga kompleks melihat sang bapak dan anaknya membersihkan sampah di situ, lama-lama mereka malu hati untuk membuang sampah di situ.

Belakangan seluruh warga bahkan tergerak untuk mengikuti jejak sang bapak itu dan ujung-ujungnya lingkungan perumahan menjadi bersih dan sehat. Padahal tidak ada satu kata pun dari bapak tersebut. Tidak ada slogan, umbul-umbul, apalagi spanduk atau baliho. Dia hanya memberikan keteladanan.Keteladanan kecil yang berdampak besar.

Saya juga pernah membaca cerita tentang kekuatan senyum. Jika saja setiap orang memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpainya hari itu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya. Begitu seterusnya, sehingga senyum tadi meluas kepada banyak orang. Padahal asal mulanya hanya dari satu orang yang tersenyum.

Terilhami oleh sebuah cerita di sebuah buku “Chicken Soup”, saya kerap membayar karcis tol bagi mobil di belakang saya. Tidak perduli siapa di belakang. Sebab dari cerita di buku itu, orang di belakang saya pasti akan merasa mendapat kejutan. Kejutan yang menyenangkan. Jika hari itu dia bahagia, maka harinya yang indah akan membuat dia menyebarkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang yang dia temui hari itu. Saya berharap virus itu dapat menyebar ke banyak orang.

Bayangkan jika Anda memberi pujian yang tulus bagi minimal satu orang setiap hari. Pujian itu akan memberi efek berantai ketika orang yang Anda puji merasa bahagia dan menularkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.

Anak saya yang di SD selalu mengingatkan jika saya lupa mengucapkan kata “terima kasih” saat petugas jalan tol memberikan karcis dan uang kembalian.Menurut dia, kata “terima kasih” merupakan “magic words” yang akan membuat orang lain senang. Begitu juga kata “tolong” ketika kita meminta bantuan orang lain, misalnya pembantu rumah tangga kita.

Dulu saya sering marah jika ada angkutan umum, misalnya bus, mikrolet, bajaj, atau angkot seenaknya menyerobot mobil saya. Sampai suatu hari istri saya mengingatkan bahwa saya harus berempati pada mereka. Para supir kendaraan umum itu harus berjuang untuk mengejar setoran. “Sementara kamu kan tidak mengejar setoran?” Nasihat itu diperoleh istri saya dari sebuah tulisan almarhum Romo Mangunwijaya. Sejak saat itu, jika ada kendaraan umum yang menyerobot seenak udelnya, saya segera teringat nasihat istri tersebut.

Saya membayangkan, alangkah indahnya hidup kita jika kita dapat membuat orang lain bahagia. Alangkah menyenangkannya jika kita bisa berempati pada perasaan orang lain. Betapa bahagianya jika kita menyadari dengan membuang sisa makanan kita di restoran cepat saji, kita sudah meringankan pekerjaan pelayan restoran.

Begitu juga dengan tidak membuang karcis tol begitu saja setelah membayar, kita sudah meringankan beban petugas kebersihan. Dengan tidak membuang permen karet sembarangan, kita sudah menghindari orang dari perasaan kesal karena sepatu atau celananya lengket kena permen karet.

Kita sering mengaku bangsa yang berbudaya tinggi tetapi berapa banyak di antara kita yang ketika berada di tempat-tempat publik, ketika membuka pintu, menahannya sebentar dan menoleh kebelakang untuk berjaga-jaga apakah ada orang lain di belakang kita? Saya pribadi sering melihat orang yang membuka pintu lalu melepaskannya begitu saja tanpa perduli orang di belakangnya terbentur oleh pintu tersebut.

Jika kita mau, banyak hal kecil bisa kita lakukan. Hal yang tidak memberatkan kita tetapi besar artinya bagi orang lain.Mulailah dari hal-hal kecil-kecil …Mulailah dari diri Anda lebih dulu …Mulailah sekarang juga …

Anjing yang rakus

Ada seekor anjing yang terasa bingung saking laparnya, seharian penuh tidak mendapatkan makanan.Saat senja tiba, akhirnya dengan penuh gairah ia melihat sepotong daging yang lezat di atas tanah,ia bergegas menggondol daging itu dan berlari ke tempat tinggalnya.
Dalam hati dia merenung“sungguh beruntung sekali, di luar dugaan bisa mendapatkan daging besar ini, saya harus menikmati dengan sepuasnya.”
Sambil berjalan ia berpikir, dan tanpa disadari tiba di sebuah sungai, jika sudah melewati jembatan kecil berarti tempat tinggalnya sudah dekat, berpikir sampai di situ ia lantas menggigit lebih erat lagi daging itu, dan berjalan di atas jembatan penyeberangan. Ia berjalan dengan sangat hati-hati, ketika sampai di tengah jembatan, tanpa sengaja ia memandang ke sungai, dan begitu melihat ke sungai bukan main kagetnya, ia melihat ada seekor anjing di sungai itu, menggondol sepotong daging yang besar dan sedang menatapnya.
Dalam hati ia mulai berpikir“wah, daging yang digondolnya itu tampaknya lebih besar dibanding daging saya ini!Jika saya sedikit lebih galak terhadapnya, siapa tahu mungkin ia akan melepaskan daging itu dan lari!”

Makin dipikir ia semakin gembira, lalu mulai galak terhadap anjing di sungai itu. Namun, anehnya, anjing itu sepertinya tidak takut sedikit pun terhadapnya. Ia memelototkan mata, dan anjing itu juga memelototkan matanya; ia berbalik, anjing itu juga berbalik, ia menghentakkan kaki, anjing itu juga ikut menghentakkan kakinya.
Akhirnya, ia benar-benar marah, dalam hati berpikir“lebih baik aku menggigitnya, ia pasti akan lari, dengan begitu aku bisa mendapatkan daging itu,”lalu, ia membuka moncongnya dan menggonggong dengan keras “Auh. auh.auh…”
Begitu ia membuka moncongnya, daging dalam gigitannya lalu tiba-tiba terjatuh ke sungai, menghancurkan tubuh anjing yang berada di sungai itu, dan dalam sekejap tenggelam di dalam air lenyap tak berbekas. Percikan air yang dalam menghancurkan semua mimpi si anjing yang rakus ini, dan ia baru menyadari bahwa ternyata anjing itu adalah bayangan dirinya dalam air.
Lalu dengan sedih ia menangis “kalau tahu begini aku tidak akan sedemikian rakus, namun kini, saya harus menahan lapar lagi, ke mana aku harus mencari makan?”
Banyak orang ingin bisa hidup dengan lebih baik, harus mendapatkan lebih banyak, maka disadari atau tidak dapat mencelakakan kepentingan orang lain, tidak puas dengan apa yang sudah diperolehnya. Bahkan ada yang tak segan-segan merampas barang milik orang lain. Anjing yang rakus ini demi untuk mendapatkan sepotong daging lebih banyak, malah kehilangan makanan lezatnya, lantas apa yang hilang pada manusia yang rakus?
Persaudaraan, persahabatan, hati nurani atau ketenangan hati?Ya, ini semua baru merupakan harta benda yang paling berharga dalam kehidupan!Hargailah semua yang kita miliki, tidak memaksakan sesuatu yang tidak bisa diperoleh, jangan karena rakus lantas malah kehilangan sesuatu yang sudah ada.
“Kalau memang milik kita, pasti akan kita miliki, kalau bukan jangan memaksakan kehendak”, orang yang tahu menikmati hidup apa adanya, itulah orang yang benar-benar kaya.

Sepasang tapak kaki

Kubuka pintu Gereja yang selama ini telah begitu akrab dengan kehidupanku. Kupandangi tempat lilin yang pasti dipenuhi oleh sidik jariku selama ini. Hanya kesunyian pagi yang menemaniku. Aku begitu marah, kecewa, dan putus asa. Semua yang sempat kuharapkan terasa berantakan, dan ini semata-mata disebabkan oleh ketidak pedulian Tuhan, yang kupikir tidak mau mendengarkan doa-doaku... Kuteriakkan nama Tuhan dengan penuh kekecewaan di dalam Gereja itu, dan tanpa kusangka Tuhan menampakkan diri sambil tersenyum penuh kasih.
Tuhan mendekatiku, dan diangkatnya aku melintasi dimensi ruang dan waktu. Bagaikan menonton film, aku melihat kehidupanku sendiri dari waktu ke waktu, melintasi padang waktu. Setiap langkah hidupku, meninggalkan sepasang jejak tapak kaki di pasir waktu. Kuperhatikan bahwa ada sepasang tapak kaki lain yang mendampingi tapak kakiku. Aku bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, jejak kaki siapakah yang selalu menyertaiku dalam pengembaraan hidupku ini ?"
Dengan kasih Tuhan menjawab, "Jejak kakiKu, anakKu..."
Kembali kupandangi jejak-jejak tapak kaki tersebut, dan aku kembali menjadi marah, karena setiap kali melewati pasir-pasir waktu kesedihan, jejak kaki yang nampak hanyalah sepasang. Kupikir Tuhan meninggalkanku ketika aku sedang menghadapi kesedihan. Penuh protes kuteriaki Tuhan, "Kau selalu mengiringi langkahku Tuhan, tapi kemanakah Engkau ketika sedang kubutuhkan, kemanakah Engkau ketika aku sedang menghadapi masalah berat dan kesedihan !?"
Kembali Tuhan tersenyum penuh kasih dan menjawab, "Perhatikanlah lagi jejak kaki yang memang hanya sepasang itu anakKu..."
Dengan jengkel kuperhatikan sepasang jejak kaki itu, dan ternyata jejak yang hanya sepasang itu tampak lebih dalam dibanding dengan jejak-jejak dua pasang kaki yang lain
"Justru ketika kamu sedang begitu sedih, menghadapi masalah besar, dan nyaris putus asa itulah Aku berada begitu dekat denganmu, karena Aku menggendongmu, sehingga kamu dapat menyeberangi pasir-pasir waktu kesedihan, Aku sama sekali tidak meninggalkanmu, karena Aku menggendongmu AnakKU..." kata Tuhan.

Kotak emas dan kotak hitam

Suatu ketika, Tuhan datang kepadaku. Dia membawa untukku, sebuah kotak hitam dan sebuah kotak emas. Kotak emas itu begitu indah dan kemilau, sedangkan kotak hitamnya suram dan kusam.

Kurawat kedua kotak pemberian Tuhan itu baik-baik. Kubersihkan setiap hari, dan kuperiksa masing-masing isinya. Setiap kuperiksa kotak emasku, kudapati isinya terus bertambah sehingga hari demi hari bertambah berat. Anehnya, kotak hitamku tetap saja kosong tak berisi sedikitpun.

Rasa penasaranku terjawab ketika suatu malam Tuhan datang kembali kepadaku.
Begitu melihat kedatanganNya, aku langsung bertanya, "Ya, Tuhan, kotak emasku terus bertambah isinya, bahkan sampai meluap keluar, tapi mengapa kotak hitamku masih saja kosong tidak berisi ?" Sambil tersenyum Tuhan menjawab, "Anakku, kotak emasmu itu kuisi tiap hari dengan sukacita dan bahagiamu..."

Kemudian kubawa kotak hitamku yang masih kosong dan sangat ringan, kubuka di hadapan Tuhan dan aku bertanya padaNya, "Bagaimana dengan kotak hitamku ?"

Jawab Tuhan, "Kotak hitam ini adalah tempat untuk semua kesedihan dan dukacitamu..."

Kuperiksa kembali kotak hitamku, ternyata dasarnya berlubang, kuraba lubang tersebut, dan dapat kugapai hati Tuhan melalui lubang tersebut. Ternyata semua dukacitaku, kesedihanku, dan penderitaanku telah mengalir keluar melalui lubang dan tertampung di hati Tuhan.

Kupandang Tuhan, Dia tersenyum dan berkata, "Karena Aku Mencintaimu..."

Jangan terlalu cepat berkesimpulan

Pernah ada seorang tua yang hidup di desa kecil. Meskipun ia miskin, semua orang cemburu kepadanya karena ia memiliki kuda putih cantik. Bahkan raja menginginkan hartanya itu. Kuda seperti itu belum pernah di lihat - begitu megah, agung dan kuat.

Orang-orang menawarkan harga amat tinggi untuk kuda jantan itu, tetapi orang tua itu selalu menolak. " Kuda ini bukan kuda bagi saya. Ia adalah seperti seseorang. Bagaimana kita dapat menjual seseorang ? Ia adalah sahabat bukan milik. Bagaimana kita dapat menjual seorang sahabat ? "
Orang tua itu miskin dan godaan besar. Tetapi ia tidak menjual kuda itu.
Suatu pagi ia menemukan bahwa kuda itu tidak ada di kandangnya. Seluruh desa datang menemuinya. " Orang tua bodoh " mereka mengejek dia. Sudah kami katakan bahwa seseorang akan mencuri kudamu. Kami peringatkanmu bahwa kamu akan di rampok. Anda begitu miskin. Mana mungkin anda dapat melindungi binatangyang begitu berharga ? Seharusnya anda sudah menjualnya. Anda boleh minta harga berapa saja. Harga setinggi apapun akan dibayar. Sekarang kuda itu hilang dan anda dikutuk oleh kemalangan.
Orang tua itu menjawab, " Jangan bicara terlalu cepat. Katakan saja bahwa kuda itu tidak berada di kandangnya. Itu saja yang kita tahu, selebihnya adalah penilaian. Apakah saya di kutuk atau tidak, bagaimana Anda dapat ketahui itu ? Bagaimana Anda dapat menghakimi ?"
Orang-orang protes, " Jangan menggambarkan kami sebagai orang bodoh! Mungkin kami bukan ahli filsafat, tetapi filsafat hebat tidak diperlukan. Fakta sederhana bahwa kudamu hilang adalah kutukan".
Orang tua itu berbicara lagi. " Yang saya tahu hanyalah bahwa kandang itu kosong dan kuda itu pergi. Selebihnya saya tidak tahu. Apakah itu kutukan atau berkat, saya tidak dapat katakan. Yang dapat kita lihat hanyalah sepotong saja. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi nanti ? ".
Orang-orang desa tertawa. Menurut mereka orang itu gila. Mereka memang selalu menganggap dia orang tolol. Kalau tidak, tentu ia akan menjual kuda itu dan hidup dari uang yang diterimanya.
Sebaliknya, ia hanya seorang tukang potong kayu miskin, orang tua yang memotong kayu bakar dan menariknya keluar hutan lalu menjualnya. Uang yang ia terima hanya cukup untuk membeli makanan, tidak lebih. Hidupnya sengsara sekali. Sekarang ia sudah membuktikan bahwa ia betul-betul tolol.
Sesudah lima belas hari, kuda itu kembali. Ia tidak di curi, ia lari ke dalam hutan. Ia tidak hanya kembali, ia juga membawa sekitar selusin kuda liar bersamanya. Sekali lagi penduduk desa berkumpul mengelilingi tukang potong kayu itu dan mengatakan, " Orang tua, kamu benar dan kami salah. Yang kami anggap kutukan sebenarnya berkat, maafkan kami ".
Jawab orang itu, " Sekali lagi kalian bertindak gegabah. Katakan saja bahwa kuda itu sudah kembali. Katakan saja bahwa selusin kuda datang bersama dia, tetapi jangan menilai. Bagaimana kalian tahu bahwa ini adalah berkat ? Anda hanya melihat sepotong saja dan belum mengetahui seluruh cerita, bagaimana anda dapat menilai ? Kalian hanya membaca satu halaman dari sebuah buku, dapatkah kalian menilai seluruh buku ? Kalian hanya membaca satu kata dari sebuah ungkapan, apakah kalian dapat mengerti seluruh ungkapan ?Hidup ini begitu luas, namun Anda menilai seluruh hidup berdasarkan satu halaman atau satu kata. Yang anda tahu hanyalah sepotong ! Jangan katakan itu adalah berkat. Tidak ada yang tahu. Saya sudah puas dengan apa yang saya tahu. Saya tidak terganggu karena apa yang saya tidak tahu "."
Barangkali orang tua itu benar ", mereka berkata satu kepada yang lain. Jadi mereka tidak banyak berkata-kata. Tetapi di dalam hati mereka tahu ia salah. Mereka tahu itu adalah berkat. Dua belas kuda liar pulang bersama satu kuda. Dengan kerja sedikit, binatang itu dapat dijinakkan dan dilatih, kemudian dijual untuk mendapatkan banyak uang.
Orang tua itu mempunyai seorang anak laki-laki. Anak muda itu mulai menjinakkan kuda-kuda liar itu. Setelah beberapa hari, ia terjatuh dari salah satu kuda dan kedua kakinya patah. Sekali lagi orang desa berkumpul disekitar orang tua itu dan menilai." Kamu benar ", kata mereka. Kamu sudah buktikan bahwa kamu benar. Selusin kuda itu bukan berkat. Mereka adalah kutukan. Satu-satunya puteramu patah kedua kakinya dan sekarang dalam usia tuamu kamu tidak ada siapa-siapa untuk membantumu. Sekarang kamu lebih miskin lagi.
Orang tua itu berbicara lagi. " Ya, kalian kesetanan dengan pikiran untuk menilai dan menghakimi. Jangan keterlaluan. Katakan saja bahwa anak saya patah kaki. Siapa tahu itu berkat atau kutukan ? Tidak ada yang tahu. Kita hanya mempunyai sepotong cerita. Hidup ini datang sepotong-sepotong ".
Maka terjadilah 2 minggu kemudian negeri itu berperang dengan negeri tetangga. Semua anak muda di desa itu diminta untuk menjadi tentara. Hanya anak si orang tua tidak diminta karena kakinya patah. Sekali lagi orang berkumpul disekitar orang tua itu sambil menangis dan berteriak, karena anak-anak mereka sudah dipanggil untuk bertempur. Sedikit sekali kemungkinan mereka akan kembali. Musuh sangat kuat dan perang itu pasti akan dimenangkan oleh musuh. Mereka tidak akan melihat anak-anak mereka kembali.
" Kamu benar, orang tua ", mereka menangis. " Tuhan tahu kamu benar. Ini membuktikannya. Kecelakaan anakmu merupakan berkat. Kakinya patah, tetapi paling tidak ia ada bersamamu. Anak-anak kami pergi untuk selama-lamanya".
Orang tua itu berbicara lagi, " Tidak mungkin untuk berbicara dengan kalian. Kalian selalu menarik kesimpulan ". Tidak ada yang tahu. Katakan hanya ini : Anak-anak kalian harus pergi berperang, dan anak saya tidak. Tidak ada yang tahu apakah itu berkat atau kutukan. Tidak ada yang cukup bijaksana untuk mengetahui.
Hanya Allah yang tahu.Orang tua itu benar. Kalau hanya tahu sepotong dari seluruh kejadian, jangan terlalu cepat menarik kesimpulan, apalagi menuduh, simpanlah dulu penilaian, sampai mengetahui seluruh cerita.
Entah dari mana si tukang kayu belajar menjaga kesabarannya. Mungkin dari tukang kayu lain di Galelia. Sebab tukang kayu itulah yang paling baik mengungkapkannya

Saringan 3X

Di jaman Yunani kuno, Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijaksanannya yang tinggi.Suatu hari seorang pria berjumpa dengan Socrates dan berkata, “Tahukah anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman anda?”“Tunggu sebentar,” jawab Socrates. “Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin anda melewati sebuah ujian kecil.Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Kali.”“Saringan tiga kali?” tanya pria tersebut. “Betul,” lanjut Socrates.“Sebelum anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Kali.Saringan yang pertama adalah KEBENARAN. Sudah pastikah anda bahwa apa yang anda akan katakan kepada saya adalah benar?” “Tidak,” kat a pria tersebut,”sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada anda”. “Baiklah,” kata Socrates. ” Jadi anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak.”Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu :KEBAIKAN Apakah yang akan anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik?” “Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk”. “Jadi,” lanjut Socrates, “anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi anda tidak yakin kalau itu benar.Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya,yaitu: KEGUNAANApakah apa yang anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya?” “Tidak, sungguh tidak,” jawab pria tersebut. “Kalau begitu,” simpul Socrates,” jika apa yang anda ingin beritahukan kepada saya… tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya ?”Sebuah panah yang telah melesat dari busurnya dan membunuh jiwa yang tak bersalah, dan kata- kata yang telah diucapkan yang menyakiti hati seseorang, keduanya tidak pernah bisa ditarik kembali.Jadi sebelum berbicara, gunakanlah Saringan Tiga Kali.

Selasa, 02 Desember 2008

Kisah Kelinci dan Kura-kura

Suatu ketika ada seekor kura2 dan seekor kelinci yang saling berdebat tentang siapa yang paling cepat diantara mereka.Mereka memutuskan untuk mengakhiri perdebatan dengan sebuah balapan. Mereka memilih rute dan mulai berlomba.Si kelinci berlari kencang beberapa saat. Kemudian ketika melihat bahwa iajauh mendahului si kura2,ia berpikir utk duduk di bawah pohon dan beristirahat sebelum melanjutkan pertandingan.Si kelinci duduk dibawah pohon dan jatuh tertidur.Sesaat kemudian si kura2 melewati si kelinci dan memenangkan lomba,menjadi juara satu.Si kelinci bangun dari tidur dan menyadari bahwa ia telah kalah dalamlomba.

Moral cerita :Perlahan tapi pasti -> memenangkan kompetisi.

Tapi belum lama ini, seorang sahabat saya menceritakan versi yang lebih menarik dari cerita ini. Kisah berlanjut....Si kelinci kecewa karena kalah dalam lomba lari dan ia melakukan DefectPrevention (Root Cause Analysis).Ia menyadari bahwa ia kalah dalam lomba hanya karena ia terlalu percayadiri dan ceroboh.Kalau saja ia tak menganggap sepele semua hal, tak akan mungkin si kura2mengalahkannya.Lalu si kelinci menantang si kura2 untuk mengadakan perlombaan lari lagi.Si kura2 setuju.Kali ini si kelinci berlari sekuatnya dan tanpa berhenti dari awal sampaiakhir.Ia menang telak.

Moral :Cepat dan Konsisten selalu mengalahkan Perlahan tapi Pasti.
Jika anda memiliki dua orang dalam perusahaan anda, dimana yang satulambat, metodikal dan dapat diandalkan,yang lain cepat dan tetap dapat diandalkan, orang yang cepat dan dapatdiandalkan akan secara konsisten naik ke puncak karir lebih cepatdari orang yang lambat dan metodikal.Memang baik untuk menjadi perlahan tapi pasti ; tapi lebih baik untukmenjadi cepat dan dapat diandalkan.

Tapi cerita ini tidak selesai sampai disini.Si kura2 berpikir keras kali ini, dan menyadari bahwa tak mungkin ia dapatmengalahkan si kelinci dalam perlombaan yang diformat seperti ini.Ia berpikir sejenak, dan menantang si kelinci dalam suatu balap lari lagi,tapi dalam rute yang agak berbeda.Si kelinci setuju. Mereka mulai berlari. Sejalan dengan komitmen diri sikelinci untuk tetap cepat, si kelinci berlari cepat dengan kecepatan tinggisampai akhirnya ia menemui sungai lebar.Garis finish berada sekitar dua kilometer di seberang sungai. Si kelinciduduk dan diam, bertanya-tanya tentang apa yang harus dilakukannya.Di saat yang sama si kura2 melaju terus, masuk ke dalam sungai, berenangke seberang sungai, lanjut berjalan dan memenangkan perlombaan.

Moral cerita :Pertama-tama identifikasi core competency (kemampuan dasar) anda, danubahlah medan permainan yang sesuai dengan kemampuan anda.Dalam sebuah perusahaan, jika anda seorang pembicara yang baik, pastikananda menciptakan kesempatan untuk memberikan presentasi yang memungkinkansenior manajemen untuk melihat anda.Jika kekuatan anda adalah analisis, pastikan anda melakukan riset, laporan dan kirimkan ke "atas".Bekerja sesuai kekuatan anda tak hanya akan membuat anda diperhatikan,tapi juga akan menciptakan kesempatan untuk berkembang dan maju.

Cerita ini juga belum selesai.Si kelinci dan si kura2, pada tahap ini telah menjadi teman baik danmereka berpikir bersama-sama.Keduanya menyadari kalau perlombaan sebelumnya sesungguhnya dapatdimenangkan dengan lebih baik.Sehingga mereka memutuskan untuk melakukan lomba yang terakhir, tapi kaliini dengan berlari sebagai sebuah Tim.Mereka mulai berlari, dan kali ini si kelinci menggendong si kura2 sampaitepi sungai.Disana si kura2 mengambil alih dan berenang dengan si kelinci dipunggungnya.Di seberang sungai, si kelinci kembali menggendong si kura2 dan merekamencapai garis finish bersama-sama.Mereka berdua merasakan kepuasan yang lebih besar dari yang mereka rasakan sebelumnya.

Moral ceritanya ?Memang baik untuk menjadi brillian secara individu dan memiliki corecompetencies, tapi jika kita tak bisa bekerja dalam sebuah Tim dan mengolahkekuatandasar masing2, kita akan selalu berprestasi di bawah standar, karena akanselalu ada situasi dimana kita bekerja kurang baik,dan orang lain bekerja dengan lebih baik.Kerja Tim pada dasarnya adalah mengenai Kepemimpinan Situasional,membiarkan seseorang dengan kemampuan dasar yang relevan dengan situasi,untuk memimpin.Ada pelajaran lain yang dapat diambil dari cerita ini.Perhatikan bahwa si kelinci maupun si kura2 tidak menyerah setelahkegagalan.Si kelinci memutuskan untuk bekerja lebih keras dan lebih berusaha setelahkegagalannya.Si kura2 merubah strateginya karena ia telah lebih dulu bekerja dengangiat.Dalam kehidupan, ketika dihadapkan pada kegagalan, seringkali sesuai untukbekerja lebih keras dan berusaha lebih giat.Seringkali juga lebih sesuai untuk merubah strategi dan mencoba hal yangbaru.Dan seringkali, lebih tepat melakukan keduanya.Si kelinci dan si kura2 juga mendapat pelajaran penting lain.Ketika kita berhenti berkompetisi dengan lawan dan mulai berkompetisidengan situasi, kita dapat berprestasi lebih baik.

Pelajaran-pelajaran pentingnya adalah :
1. Cepat dan Konsisten akan selalu mengalahkan Perlahan tapi Pasti,
2. Bekerja sesuai kompetensi kita,
3. Mengumpulkan sumber-daya2 dan bekerja sebagai Tim akan selalumengalahkan individu2,
4. Jangan pernah menyerah saat dihadapkan pada kegagalan.
Dan terakhir, berkompetisilah melawan situasi. Bukan melawan rival.
Singkatnya, BE STRATEGIC !!!

Sabtu, 29 November 2008


Luar biasa!!! Pernahkan Anda membayangkannya?
Pada waktu benda-benda angkasa ini diperbandingkan
kita menjadi sadar betapa kecilnya bumi dan kita para penghuninya
Jagad raya yang sangat besar.
Dalam skala ini bumi kita tidak kelihatan lagi
Di sini matahari hanya sebesar debu! Antares adalah bintang ke 15 yang paling terang di angkasa. Jaraknya lebih dari 1000 tahun cahaya dari bumi.
Lalu . . .
siapakah kita?
apakah tujuan hidup kita?
Apa yang membuat hidup kita, manusia, berharga?
Masihkah kita bisa menepuk dada & berkata "inilah aku!"...??

Luar biasa!!! Pernahkan Anda membayangkannya?
Pada waktu benda-benda angkasa ini diperbandingkan
kita menjadi sadar betapa kecilnya bumi dan kita para penghuninya
Jagad raya yang sangat besar.
Dalam skala ini bumi kita tidak kelihatan lagi
Di sini matahari hanya sebesar debu! Antares adalah bintang ke 15 yang paling terang di angkasa. Jaraknya lebih dari 1000 tahun cahaya dari bumi.
Lalu . . .
siapakah kita?
apakah tujuan hidup kita?
Apa yang membuat hidup kita, manusia, berharga?
Masihkah kita bisa menepuk dada & berkata "inilah aku!"...??

Jumat, 28 November 2008

Hal-hal Kecil

Setelah peristiwa 11 September, sebuah perusahaan mengundang karyawan dari perusahaan lain yang selamat, sedangkan sebagian besar meninggal saat terjadinya serangan atas WTC - untuk menceritakan pengalamannya. Pada pertemuan pagi itu, pimpinan kemanan menceritakan kisah bagaimana mereka bisa selamat ... dan semua kisah itu adalah hanyalah mengenai : HAL-HAL YANG KECIL.* * * * *Kepala kemanan perusahaan selamat pada hari itu karena mengantar anaknya hari pertama masuk TK. Karyawan yang lain masih hidup karena hari itu adalah gilirannya membawa kue untuk murid di kelas anaknya. Seorang wanita terlambat datang karena alarm jamnya tidak berbunyi tepat waktu. Seorang karyawan terlambat karena terjebak di NJ Turnpike saat terjadi kecelakaan lalu lintas. Seorang karyawan ketinggalan bus.. Seorang karyawan menumpahkan makanan di bajunya sehingga perlu waktu untuk berganti pakaian. Seorang karyawan mobilnya tidak bisa dihidupkan. Seorang karyawan masuk ke dalam rumah kembali untuk menerima telpon yang berdering. Seorang karyawan mempunyai anak yang bermalas-malasan sehingga tidak bisa siap tepat waktuuntuk berangkat bersama-sama. Seorang karyawan tidak memperoleh taxi.Sedangkan satu hal yang menahan saya sendiri adalah : sebuah sepatu baru.Saya memakai sepatu baru pagi itu, dan berangkat kerja dengan bersemangat.Tetapi sebelum sampai di kantor (WTC), sepatu itu menyebabkan luka di tumit... Saya berhenti di sebuah toko obat untuk membeli plester. Inilah yang menyebabkan saya bisa tetap hidup sampai hari ini.Sekarang, jika saya terjebak dalam kemacetan lalu lintas, ketinggalan lift, harus masuk ke rumah lagi untuk menjawab telpon ...dan semua HAL KECIL yang mengganggu - sekarang ini saya sangat memahami, bahwa ALLAH benar-benar menginginkan saya berada di sini untuk saat ini ...Suatu pagi jika saudara merasa semuanya terlihat sangat kacau, anak-anak lambat berpakaian, saudara tidak bisa menemukan kunci mobil, selalu sampai di perempatan saat lampu merah menyala; jangan terburu-buru marah atau frustrasi, karena ALLAHsedang bekerja untuk menjaga kehidupan anda!Kiranya ALLAH selalu memberkati saudara dengan semua hal-hal kecil yang tampaknya mengganggu - dan semoga saudara mengingat akan maksud dari semua peristiwa kecil itu terjadi.